Thursday, June 6, 2013

Mengungkap fakta ilmiah keajaiban ka'bah

Ternyata Bukan GMT Bukan Di Greenwich bukan dimanapun, Tapi Semuanya ada Di Ka'bah (Fakta Ilmiah)
Ka'bah, rumah Allah sejuta umat muslim merindukan berkunjung dan menjadi tamu - tamu Allah sang maha pencipta. Kiblatnya (arah) ummat muslim dalam melaksanakan sholat, dari negara manapun semua ibadah sholat menghadap ke kiblat ini.


Istilah Ka'bah adalah bahasa al quran dari kata "ka'bu" yg berarti "mata kaki" atau tempat
kaki berputar bergerak untuk melangkah. Ayat 5/6dalam Al-quran menjelaskan istilah itu dg "Ka'bain" yg berarti 'dua mata kaki' dan ayat 5/95-96 mengandung istilah 'ka'bah' yg artinya nyata "mata bumi" atau "sumbu bumi" atau kutub putaran utara bumi.

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, "Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?."
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka'Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.

Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka'Bah di planet Bumi dengan Ka'bah di alam akhirat.
Makkah Pusat Bumi

Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.

Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi

Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).

Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur'an al-Karim sebagai berikut:

'Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..' (asy-Syura: 7)
Kata 'Ummul Qura' berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata 'ibu' memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.

Makkah atau Greenwich
Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.


Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.

 
http://mozaik-islam.blogspot.com/
Artikel Terkait

2 comments:

  1. hahahaha,,benar-benar tertawa aku membacanya,,,apakah anda benar2 mahasiswa fisika ?? bro,,boleh kita beragama tapi tolong jangan masukka fanatisme agama anda ke dalam ilmu pengetahuan karena itu sangat berdampak buruk bagi generasi2 anda berikutnya yg mengikuti anda. mereka akan tertutup pikirannya karena mereka akan bergantung pada kitab yg anda percayai walaupun kita bisa akui bahwa semua kitab suci itu tak terbatas jangkauannya sampai akhir waktu karena semua berisi tentang interpretasi,,semua apa yg terjadi sekarang atau yg kita namakan sains terbaru di cari-carikan kecocokannya dengan ayat yg mendekati pengertiannya,,hahaha,,

    bro,,kamu sdh menyusun skripsi nda ?? kalo sudah kamu pasti tahu syaratnya untuk mengutip,,jangan mengutip mentah2 seperti yang di atas dong,,ingat tdk semua artikel di internet atau penelitian itu hasilnya kredibel,,makanya harus ada penerbit kredibel yg mewadahi semua itu,,misalnya kalo di indonesia yg kredibel itu mengeluarkan jurnal ilmiah adalah LIPI,,pusdik UGM,,dan ada beberapa lainnya,,begitu juga artikel internasional,,semua itu disaring dan di sidang terlebih dahulu dengan cara yang sangat ketat,,dan yg harus anda ingat adalah di sini tdk ada namanya suku,,kebangsaan,,agama,,dan warna kulit,,orang sains sudah muak dengan semua itu,,yang ada hanyala orang berbicara tentang sains.

    ada beberapa cara anda melakukan kesalahan dalam menulis di atas :

    1. anda bilang neil amstrong dan para astronot melihat radiasi yang keluar dari bumi dan sudah disebarkan di internet. (ini sangat ambigu bro),,karena 1) kalo memang fotonya hilang,,kan bisa di foto lagi pada saat sekarang,,toh teknologi sekarang lebih mutakhir,,tapi mana radiasi yg berasal dari mekkah itu ???,,ke 2,, kalo memang sdh disebarkan di internet,,jgnkan membutuhkan 21 hari, waktu satu hari saja websitenya tersebut akan tercopy sebanyak-banyaknya oleh orang yg sngat bersyukur oleh penemuan tersebut walaupun website aslinya sudah hilang.,,yg ke 3),,katanya sdh hilang,,eh kenapa ada penelitian lebih lanjut dan darimana anda mengetahuinya ??

    2.siapa prof. Kamel Husein yg anda sebuti itu dan apa judul artikel beliau yg berkaitan dengan hal di atas?? setau saya memang ada namanya prof. Mustafa Kamel Husein,,nah anda juga menulis bahwa artikel tersebut sdh diterbitkan oleh majalah sains di barat, setau saya di bidang sains itu jurnal harus diterbitkan dulu oleh lembaga jurnal internasional yg kredibel kalau memang itu penemuan spektakuler,baru sesudah itu pihak majalah komersial menerbitkannya,,tapi ndk apalah,nah pertanyaan saya,,coba anda tampilkan penerbit jurnal tersebut dan majalah2 sains yg mempublikasikannnya !!

    3.nah anda juga menyebutkan bahwa jarak mekkah terhadap 7 benua itu sama,,yah jelas saja sama,,kan standar pengukuran yg dia ambil tiap benua tidak jelas dan tergantung dari dia di mana mau mengambilnya,,coba anda menyebutkan dari mana dia mengukurnya dan kemana,,sekarangkan sangat gampang melakukan hal demikian karna sudah ada google earth.

    4. anda juga menyebutkan bahwa mekkah adalah pusat bumi,,bro sampai dunia ini kiamat kalo menyangkut kulit bumi itu tidak ada pusatnya bro,,wajarlah Greenwets itu dijadikan pusat waktu karena memang pengaruh inggris sangat kuat pd waktu itu dan peneliti2 hebat kebanyakan berasal dari sana (inggris dan sekutunya) semua dan mereka semua sepakat dengan kota greenwetch itu karena dinilai sangat cocok untuk menjadi titik nol waktu. masa mereka harus memilh mekkah yng notabene mereka tidak tahu,,nih saya kasi tau yah,,kalo yg dulu pengaruh sangat kuat itu org Indonesia mungkin saja GMT itu berubah menjadi JMT (jakarta Mean Time) atau BMT(bali mean time),,dan bahasa internasianal adalah bahasa melayu,,hahahah,,

    sungguh sangat memalukan artikel anda ini,,seperti hoaks saja yg anda tulis ini,,atau anda bukan mahasiswa fisika/calon saintis yah ??

    ReplyDelete
  2. seorang guru besar di kamps saya pernah mengeluhkan tentang publikasi tetang climet change yang tidak beribang. hanya kebutuhan pemeirntahnya saja. sehingga saya pun beranggapan bahwa sains pun msh harus dikritisi.

    saya berstatus mahasiswa fisika, namun pad taraf seorang saintis tentunya saya belum sampai pada tinggatan yang anda maksud. sekiranya ini adalah proses menuju hal tersebut saya kira itu sah saja....terimaksh tanggapanya...

    ReplyDelete